top of page

Mudah dan Susah


“Kalau seorang peternak memiliki 17 domba, semua dari mereka mati kecuali 3, maka pertanyaannya adalah berapa jumlah domba yang tersisa?”

(Coba Anda jawab didalam hati)

“Jangan bikin susah sesuatu yang mudah!”

Alasan mengapa hal seperti itu terjadi:

1. Orang tersebut tidak sadar cara yang mudah sehingga membuatnya jadi susah

2. Orang tersebut tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya membuat jadi susah

3. Orang tersebut sadar bahwa yang dilakukan membuat susah agar diberi imbalan

4. Orang tersebut sadar bahwa yang dilakukan membuat susah agar dihargai

Jenis yang pertama dan kedua adalah masalah knowledge atau skill semata, dapat ditangani dapat diselesaikan dengan cara memberitahu cara yang mudah dan meninggalkan cara yang susah.

Dengan dibekali pengetahuan dan ketrampilan maka dia bisa merubah yang sebelumnya susah menjadi mudah.

Yang ketiga terkait dengan masalah integrity/kejujuran. Jenis yang ketiga dan keempat adalah masalah attitude/sikap. Dan dalam kehidupan kita sehari-hari sangat sering kita temui seperti misalnya terkait dengan birokrasi.

Yang keempat biasanya terkait dengan masalah arogancy. Dalam kehidupan kita sehari-hari tidak susah kita temui bahkan dalam kehidupan profesional sehari-hari.

Contoh kasus : Ada seorang profesional ternama yang mengambil program doktoral, mengeluhkan bahwa para profesor yang dihadapinya mempunyai arogansi akademis yang demikian tinggi sehingga sang profesional yang sudah banyak malang melintang di dunia nyata tersebut harus dibuat susah oleh sang profesor agar keprofesorannya dihargai.

Dalam kehidupan bisnis hal-hal tersebut juga terjadi. Meskipun untuk mencapai tujuan organisasi yang sama tetapi antar departemen atau antar divisi seringkali membuat susah satu dengan yang lain demi sesutu yang bernama arogansi. Parahnya arogansi di kalangan profesional tadi seringkali dibungkus dengan kemasan cantik “profesionalisme”.

Mari kita meluangkan waktu sejenak untuk merenung dalam dan melakukan personal mapping, “Saya termasuk kategori yang mana?”

Jika anda termasuk salah satu, atau salah dua, atau salah tiga, atau salah empat diantaranya maka tidak ada pilihan lain buat anda untuk segera berubah. Jika ada anda tetap tidak juga mau berubah maka bisa-bisa anda masuk kategori :

“susah kalau lihat orang senang, senang kalau lihat orang susah” atau bisa jadi suatu hari anda “jadi susah karena sudah bikin susah orang-orang yang seharusnya tidak susah.”

Melalui tulisan ini pesan yang ingin saya bagikan adalah jangan mempersulit sesuatu yang seharusnya mudah ketika kita berinteraksi dengan sesama, baik itu kepada istri/suami, anak-anak kita, atasan ataupun bawahan, saudara dan teman-teman.

Untuk pertanyaan diatas jika kita gunakan pemikiran yang sederhana maka kita sependapat jawabannya adalah 3.

Sumber : Review penulis dan Handoko Wignjowargo, Director at PT Trimita Cipta Sinerji and Managing Partner MAESTRO Consulting-Coaching-Communicating.

Silahkan tinggalkan komentar Anda tentang posting ini, terima kasih. Wish you all have a nice day!

Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
No tags yet.
bottom of page